Pertama kali menginjakkan
kaki di kota Parepare, saat tengah melakukan pengurusan kuliah di IAIN
Parepare. Saya tiba di sebuah rumah panggung yang cukup sederhana, yang
belakangan saya tahu itu Pondok Mahabba, yang sebelumnya saya sudah sering
dengar dari obrolan kakak-kakak yang telah lebih dahulu di Parepare. Kesan
pertama yang ada dikepala saya ialah, “cehh apara tee e…?!”
Hari-hari kemudian berlalu, tahap-tahap dan proses menjadi
seorang mahasiswa baru pun sudah dilalui. Hari pertama masuk kuliah pun datang
juga. Perasaan saya waktu itu campur aduk, entah harus menggunakan baju apa ?
harus bertingkah bagaimana di kelas nanti ? tetapi yang pasti harus jaim (jaga
image) dulu.
Saya mungkin makhluk rapuh dalam hal romansa, bagaimana
tidak saya sudah jatuh cinta di hari pertama ngampus. Namanya
Megawati, ia seorang yang sederhana, kalem, dan ramah senyum, tetapi ternyata
ia sama denganku jaim juga, setelah seminggu hamper semua teman kelas saya
memperlihatkan sifat dan krakter aslinya, tapi jujur justru itu yang saya suka.
Di hari pertama kuliah, diisi oleh Bapak Abdul Rasyid, waktu
itu masih perkenalan. Disitu saya duduk dibelakang. Selain memandangi si Mega,
terkadasng senyum-senyum sendiri, “ohh begini ranya jadi
mahasiswa ?” gumamku dalam hati.
Oh iya saya hampir lupa mengenalkan teman kelas yang sama
dari Polman, namanya Khaerul tetapi orang-orang lebih sering memanggilnya Jon
atau yang kalau di kelas dipanggil Maxweber.Tetapi
sayang Maxweber kini sudah kembali ke kampung ia menyerah sebelum jauh
merantau.
Hari-hari pun berlalu, kesibukan menjadi mahasiswa pun mulai
memadat, sontak terkadang terpikir ternyata susah menjadi mahasiswa, tidak
seindah bayangan semasa SMA dulu.
Arsain
Tidak ada komentar:
Posting Komentar