Selepas sholat Tarwih warung Tante Ati sudah ramai oleh
orang-orang dari lintas kalangan dan lintas umur. Dari kalangan remaja dan anak
muda yang dipelopori oleh Anwar, rombongan tukang ojek yang dipimpin oleh Udding,
serta turut juga ibu-ibu berserta anaknya yang telah di organisir Tante Ati
jauh hari sebagai barisan The Reds Mom.
Berjejer motor terparkir rapih, Warung Tante Ati sumpek
dipenuhi orang-orang bergumul dalam acara privat Warung Tante Ati-Nobar Liga
Champion, yang menampilkan pertandingan antara Liverpool dan Real Madrid. Semua
pengunjung berbaju merah, bahkan di pinggiran jalan terpasang benderah merah
bergambar lambang Club Sepak Bola yang menjadi jagoan Tante Ati, Anwar dan
Udding, Liverpool tentunya.
Jelas tak satupun penonton berbaju putih, toh yang tertulis
di spanduk berukuran 3x1 meter di depan warung Tante Ati ialah “Nobar Khusus The Reds”. Fanatisme Tante
Ati terhadap Liverpool memang tak diragukan lagi, bahkan Udding yang awalnya
mendukung Real Madrid pun telah diancamnya, “jangan
lalo ko kasi liatka hidungmu kalo masih
Madridsta ko Udding !”.
Hampir semua menu di diskon 50%, dari makanan berat sampai karoppo. Bagi Tante Ati semuanya adalah
bentuk perayaan atas sejarah baru bagi Liverpool yang memang sudah cukup lama
tak mencatatkan namanya sebagai salah satu jagoan di pucuk liga antar club
nomer satu di dunia itu. “Kemenangan
Liverpool tak muluk-muluk ji Dam, sudah sampai final pun syukur Alhamdulillah” senyum
Tante Ati saat ku wawancarai dua hari yang lalu sebelum pertandingan. “tapi harus ki optimist to Tante”, tambahku
saat itu, “Optimisme juga harus terukur
Dam” ringan dan senyum merekah kembali Tante Ati menjawab.
Pertandingan pun dimulai, sorak penonton menutupi bising
motor dari pengendara yang melintas di depan warung. Tante Ati, Udding dan
Anwar yang saat itu malah berbaju PSM terlihat optimis setelah melihat pola
permainan Liverpool di menit-menit awal pertandingan. Di beberapa menit
berikutnya senyum manis Tante Ati tak lagi sama, ia tampak meragu dan tak lagi
banyak bersorak, ia hanya terdiam di sudut warung. Bagaimana tidak salah satu
Jagoannya, Mohamed Salah harus meninggalkan lapangan hijau karena insiden yang
membuatnya cedera di pundaknya.
Pertandingan terus berlanjut dan benar saja, sorak sudah
semakin menyurut, beberapa menonton mulai beranjak dan dengan dalih “mau mi sahur”, padahal tante Ati sudah
menyiapkan paket sahur. Jelas skor terkini membuat beberapa penonton kecewa dan
memilih berlalu, tak terkecuali tante Ati yang lebih memilih masuk ke dapurnya.
Pertandingan pun berakhir, Anwar dan Udding pun menyiapkan
makanan sahur untuk penonton yang masih bertahan, makanan yang awalnya di
diskon 20% kini dengan perintah sang Tante, kasi
gratis semua mi makanan Anwar, itung-itung sedekah”, layar pun turut di
copot, tak lagi ada sorak gembira, hanya tersisa raut wajah kecewa dari para
penonton yang masih bertahan di warung tante Ati.
Beberapa menit setelah makanan di sajikan, Tante Ati keluar
dengan raut wajah yang masih sama setelah Insiden Mohamed Salah, dengan penuh
dendam ia berucap ”ada yang pintar
ma’doti disini gah ? kalo ada dotikan lalo ka itu Ramos !”.
Ada ada saja Tante Ati, seorang yang mengaku Marxist masih percaya hal-hal seperti
itu, walaupun Anwar tahu, itu hanya ekspresi gurauan untuk menenangkan hatinya
yang tengah remuk dihujam hasil akhir pertandingan.
AR. Sain
*Catatan: Obrolan
Anabel (Analisa Gembel) adalah konten Ngemper.com yang diisi oleh Arsain. Obrolan
Anabel berisi tulisan-tulisan singkat dan ringan, penulisannya di buat seperti
cerpen atau esai berisi beberapa dialog. Didalam setiap tulisan, tokoh utama
yang selalu ditampilkan ialah Anwar (Mahasiswa semester akhir, mantan presma
yang telah di kudeta atas kerjasama fakultas tehnik dan rektorat), Udding
(Petani millennial yang diwaktu senggang nongkrong bersama Anwar, berprofesi
sebagai petani tidak kemudian membuat Udding hanya memikirkan lahan garapan,
pupuk yang semakin mahal dll, tetapi juga punya wawasan luas tentang konstalasi
politik negeri dan mekanisme ekonomi politik global, karena menurutnya lahan
garapannya bisa saja direbut oleh kebengisan-kebengisan pemodal), selanjutnya
ada Tante Ati (pemilik warung, Adik dari Ibu Anwar, pemilik warung tempat Anwar
dan Udding sering nongkrong, warung yang di dindingnya terpajang koleksi
buku-buku milik tante Ati, seperti Marxisme
Dialektis Marxisme History, What’s to be Done ? Madilog, Novel Ibunda karya
Maxim Gorky, Tetralogi Pulau Buru mahakarya Pram dan masih banyak lagi).
Tema disetiap tulisan bermacam-macam, bahkan ditentukan oleh isu atau moment
tertentu, atau yang lagi trend dan up
to date.
(Tulisan ini dibuat untuk
merespon kekalahan Liverpool saat berhadapan dengan Real Madrid di Final Liga
Champion 2018)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar