Sekali Lagi Tentang Moralitas
Ame’ (Parepare 28/Oktober/2014)
Ame’ (Parepare 28/Oktober/2014)
Sekali lagi tentang moralitas
yang kau usung untuk menjadi penawar bagi penindas
tak tahu ujungnya bagaimana kawan
hanya ceremonial yang kau coba perlihatkan
terus dimana moralitas yang kau diskusikan
yang kau usung untuk menjadi penawar bagi penindas
tak tahu ujungnya bagaimana kawan
hanya ceremonial yang kau coba perlihatkan
terus dimana moralitas yang kau diskusikan
Ku tanya kau dengan seribu Kalimat
kau jawab dengan diam tanpa kata
kenapa diam sahabat ?
kawanku berucap jelas diam, mana bisa
sekali lagi, bagaimana kabarnya moralitas yang kau banggakan
kau jawab dengan diam tanpa kata
kenapa diam sahabat ?
kawanku berucap jelas diam, mana bisa
sekali lagi, bagaimana kabarnya moralitas yang kau banggakan
kawan,
maaf Aku tak berniat menyinggung
namun tujuan kita adalah sesuatu yang agung
perlu strategi yang matang
bukan yang membuat kita bingung
dan jelas bukan juga menjadi artis penghibur di setiap panggung
apalagi menjadi harimau forum yag tak lagi patah taring
tapi juga dengan ekor buntung
namun tujuan kita adalah sesuatu yang agung
perlu strategi yang matang
bukan yang membuat kita bingung
dan jelas bukan juga menjadi artis penghibur di setiap panggung
apalagi menjadi harimau forum yag tak lagi patah taring
tapi juga dengan ekor buntung
dan lewat
susunan kalimat yang tak begitu indah ini
di tengah kaum yang sedang tertatih
di hempas belenggu tirani
ku Tanya sekali lagi kau yang sedang berpose morality
yang kita butuhkan adalah idealnya sebuah teori
dan ilmiahnya suatu aksi
terus untuk negeri tanpa penindasan
kita mulai dari mana dengan moralitas yang kau tawarkan
di tengah kaum yang sedang tertatih
di hempas belenggu tirani
ku Tanya sekali lagi kau yang sedang berpose morality
yang kita butuhkan adalah idealnya sebuah teori
dan ilmiahnya suatu aksi
terus untuk negeri tanpa penindasan
kita mulai dari mana dengan moralitas yang kau tawarkan
Semua ini bukan untuk memojokkan
tapi ini adalah argumen yang berbau pertanyaan
tentang semua yang kau coba berikan
tentang semua yang kau selalu banggakan
terus bagaimana kabarnya moralitas yang mungkin telah usang
tapi ini adalah argumen yang berbau pertanyaan
tentang semua yang kau coba berikan
tentang semua yang kau selalu banggakan
terus bagaimana kabarnya moralitas yang mungkin telah usang
Anjing
menggonggong kapila berlalu
kalimat popular para penyair terdahulu
tapi jangan sampai kau berpikir begitu !
kami kau anggap anjing yang berkoar-koar di belakangmu
dan kau berlalu menjauh tak tahu malu
kalimat popular para penyair terdahulu
tapi jangan sampai kau berpikir begitu !
kami kau anggap anjing yang berkoar-koar di belakangmu
dan kau berlalu menjauh tak tahu malu
Kami
berkoar-koar memanggilmu yang telah jauh
berharap kau kembali dengan sejuta peluru
dan menyamakan persepsi untuk tujuan yang satu
bukan persepsi yang membawa ke jalan buntu
seperti jalanmu yang kini belum berlalu
berharap kau kembali dengan sejuta peluru
dan menyamakan persepsi untuk tujuan yang satu
bukan persepsi yang membawa ke jalan buntu
seperti jalanmu yang kini belum berlalu
Eksistensimu
seakan mengancam dunia yang telah berselingkuh
mencabik-cabik secuil kebohongan di pelosok negerimu
namun cabikanmu belum mampu meruntuhkan benteng kebohongan itu
karena sebagian dari sahabatmu
ternyata di belakang justru sedang sibuk mempertahankan benteng itu
dengan imbalan dompet yang berisi uang tunai ratusan ribu
sahabatmu dengan rela menjual kejujuran dan kebenarannya
kepada mereka yang kau anggap musuh
mencabik-cabik secuil kebohongan di pelosok negerimu
namun cabikanmu belum mampu meruntuhkan benteng kebohongan itu
karena sebagian dari sahabatmu
ternyata di belakang justru sedang sibuk mempertahankan benteng itu
dengan imbalan dompet yang berisi uang tunai ratusan ribu
sahabatmu dengan rela menjual kejujuran dan kebenarannya
kepada mereka yang kau anggap musuh
Musuhmu dan
sebahagian sahabatmu sama saja
mungkin mereka telah dirasuki hedonisme pemuda buatan korea
atau termakan hegemoni negeri adidaya
yang mengorbankan martabat manusia
untuk kejayaan sebuah bangsa
yaitu bangsa para begundal dan tokoh-tokoh penguasa
mungkin mereka telah dirasuki hedonisme pemuda buatan korea
atau termakan hegemoni negeri adidaya
yang mengorbankan martabat manusia
untuk kejayaan sebuah bangsa
yaitu bangsa para begundal dan tokoh-tokoh penguasa
Jika sekali
lagi tentang moralitas
bagiku itu sudah tak pantas
tapi jika berkali-kali membangun kuantitas
dan akhirnya tercipta sebuah kualitas
yang akan mengakhiri cerita dari sudut penindas
dan akan menamatkan episode-episode hidup yang begitu keras
dengan perjuangan tanpa batas
Hingga penghancuran system rampas-merampas
semakin massif namun terkendali
serta di penuhi restu dariNya yang maha pengasih
bagiku itu sudah tak pantas
tapi jika berkali-kali membangun kuantitas
dan akhirnya tercipta sebuah kualitas
yang akan mengakhiri cerita dari sudut penindas
dan akan menamatkan episode-episode hidup yang begitu keras
dengan perjuangan tanpa batas
Hingga penghancuran system rampas-merampas
semakin massif namun terkendali
serta di penuhi restu dariNya yang maha pengasih
Terima Kasih….
Tidak ada komentar:
Posting Komentar